Labels

Promo (1) Recipes (1)

Monday, October 31, 2011

First Recipeee! : French Crepes with Crème Pâtissière and Strawberry Salad

I'm so into cooking these days.


Jadi ceritanya semenjak resmi mengundurkan diri dari kampus, I gotta think about what I'm gonna do to kill some time. Terus I ended up watching a bunch of TV shows yang salah duanya adalah Hell's Kitchen dan Junior Masterchef Australia. Dua-duanya adalah semacam ajang pencarian bakat versi kuliner. Bedanya, Hell’s Kitchen tuh lebih banyak dramanya sementara Junior Masterchef Australia lebih banyak makanan enaknya.

Mungkin karena keseringan nonton acara-acara ini, my passion of cooking's arised. Again. Gue emang pada dasarnya suka masak dan bikin resep simple, tapi semenjak masuk medschool gue udah ngga sempet lagi buat mikir harus mencampur bahan apa dengan apa lalu harus diapain. Tapi karena sekarang gue udah punya cukup waktu untuk belanja dan berantakin dapur (yup, I'm a mess cook), jadi..... Woohoo!

Nah berhubung udah lama ngga masuk dapur, gue coba bikin masakan yg gampang dulu kayak spaghetti bolognese. Terus gue bikin semacam sandwich dari brownies kukus pake melted cheese sama homemade strawberry jam. Ah jadi laper *ngambil brownies kukus*

Setelah beberapa hari menikmati hasil gila-gilaan gue di dapur, akhirnya gue memutuskan untuk bikin masakan yang agak ribet tapi ngga seribet makanan yang perlu dimasak pake oven.

Suatu pagi, gue membuka kulkas dan melihat tepung terigu segitiga biru.

*lampu menyala di atas kepala*

Gue akan bikin crepes!

***

So here you go guys, French Crepes with Crème Pâtissière and Strawberry Salad.

Ingredients
Crepes
150g plain flour (segitiga biru, in my case)
Pinch salt
25g caster sugar
2 eggs
1 1/2 cups milk
40g butter, melted
Extra butter, for cooking

Crème Pâtissière
350mls milk
1 vanilla bean, split (or you can also use vanilla essence)
5 egg yolks
½ cup caster sugar
2 tsp cornflour

Strawberry Salad
1 punnet strawberries, hulled
6 basil leaves, julienned
3 tbs icing sugar
¼ lemon, juiced

Method
To make the crepes, sieve the flour, salt and sugar in a bowl, make a well in the centre, add the eggs and milk and whisk to create a smooth batter. Add the melted butter and whisk until smooth. Strain through a sieve into a clean bowl and refrigerate for 30 minutes. Heat a crepe pan over medium-high heat, brush with a little butter and pour enough mixture into the pan to form a thin crepe. Cook for 1-2 minutes or until golden. Turn over and cook for a further minute. Repeat with remaining crepe batter. Place crepes on a plate, separating each crepe with a piece of baking paper to prevent sticking.

For the crème pâtissière, pour the milk into a saucepan, add the vanilla bean, place over a medium heat and bring to the boil. Remove from heat. Place the egg yolks and sugar in a bowl, whisk until rich and pale. Add cornflour and whisk until combined. Pour half of the hot milk into the egg mixture and continue to whisk until smooth. Add to the remaining milk in the saucepan and continue to whisk for 3-6 minutes over a low heat. Strain through a sieve into a clean saucepan, place over low heat and continue to cook until a thick. Cover and set aside to cool.

To make the strawberry salad, combine the strawberries, basil, icing sugar, and lemon juice in a bowl. Cover and set aside in the fridge.

To serve, place a crepe on a clean flat surface. Using a palate knife spread a little crème pâtissière onto crepe and roll to form a cigar shape. Place a spoonful of the strawberry salad in the centre of a plate and top with a crepe, cross with another crepe and spoon over more strawberry salad to serve.


Ahh what a yummy food *jilat piring*

Monday, August 8, 2011

Monica Indriyani, 19 Tahun

Malam ini terasa sangat sepi, berbeda dari biasanya.


Harusnya saat ini aku berkutat dengan segala jenis tugas yg akan kuserahkan besok, tapi tidak. Aku ingin melepaskan diri dari segala hal yg mungkin mengalihkanku dari pikiranku sendiri. Tidak. Aku ingin nyaman dengan pikiranku. Malam ini saja.

Setiap kali aku mendapat kesempatan untuk melakukan ini, perenungan ini, yang biasa kulakukan adalah menghindarinya; aku bukan orang yg terbiasa membiarkan pikiran ngelantur menguasai diriku. Aku bukan pengkhayal, meskipun harus diakui ada beberapa hal yg aku rencanakan, yah, tahu sendiri lah.

Malam ini aku ingin membiarkan pikiran-pikiranku yg kali ini menyuarakan pendapatnya. Bukan pikiran logis, aku yakin, melainkan pikiran-pikiran yg selama ini terabaikan.

Berpikir dalam sunyi, segala jenis pikiran menyeruak seperti ingin menumpahkan isi hatinya sendiri. Aku coba beberapa kali menghentikan lajunya yg begitu cepat--setiap pikiran berubah begitu cepatnya hingga tak banyak yg bisa kutangkap--namun tak berhasil. Mereka memang berhenti sesaat, lalu kembali merangsek dengan laju yg semakin cepat, membuatku sedikit pusing.

Ada satu pikiran yg berputar lambat, seperti sengaja ingin digubris. Pikiran itu lagi. Pikiran yg selama ini berakar di dalam kepalaku, sulit untuk aku biarkan pergi. Mungkin lebih tepat disebut kenangan, ditambah dengan opini-opiniku di setiap bagiannya. Pikiran--kenangan yang begitu ingin aku lepas sekaligus begitu ingin aku ukir lebih kuat di dalam sana. Aku tahu ini tidak baik, jadi kuputuskan untuk mengabaikannya sekali lagi.

Aku berusaha tidak terfokus pada satu pikiran saja, karena aku tahu pikiran mana yg akan kembali mengambil fokusku, jadi kuputuskan untuk membiarkan mereka semua keluar dari kepalaku, menikmati segala gambaran yg bisa kuperoleh. Kenangan masa lalu, rencana masa depan, spekulasi, semua berputar di kepalaku dengan kecepatan yg lebih teratur, seperti ingin aku melihat semuanya dengan jelas.

Entah sudah berapa lama pikiran-pikiran ini mengambil alih malamku. Mungkin lima menit, atau satu jam, atau mungkin sudah hampir setengah malam kuhabiskan untuk membiarkan diriku melihat apa yg kepalaku ingin aku pikirkan--ketika tiba-tiba mataku berkaca-kaca.

Aku tidak ingat bagian mana dari keseluruhan pikiran itu yg membuatku ingin menangis, tapi aku menikmati prosesnya. Aku senang menangis tanpa alasan, karena akhirnya ada alasan lain yg membuat aku meneteskan air mata selain pikiran tentang manusia satu itu. Tidak, aku tidak ingin menyebut namanya, dalam nama yg lain sekalipun.


Ya, malam ini aku menangis. Hanya saja, kali ini air mata itu mengalir di dalam kebahagiaan.

Selamat malam, semoga tidurmu menyenangkan :)

Thursday, March 3, 2011

Siapa yg Bilang Jadi Guru Privat Itu Gampang?

Beberapa minggu yg lalu, gw memutuskan untuk mulai menyalurkan hobi gw ngajar.

Yak.

Betul.

Ngajar.

***

Sepupu gw, Kak Vanny, juga ngajar di salah satu lembaga bimbel privat yg judulnya "Accurate and Briliant" (AB). Suatu hari, dia ngajak gw untuk gabung karna toh gw lg liburan semester. Awalnya gw agak males-malesan sih, tapi didorong rasa bosan berkepanjangan akhirnya gw mulai nulis surat lamaran ke lembaga itu.

G: Ini gimana bikin lamarannya? Harus cantumin apa aja?
V: Pokoknya syaratnya tuh foto sm fotokopi ijasah. Asal aja bikinnyaaa.

Pernyataan Kak Vanny membuat gw tambah males-malesan ngerjain lamaran itu. Tapi toh akhirnya lamarannya jadi juga dan udah dilengkapin sm syarat-syaratnya kecuali foto. Setelah ngubek-ngubek dompet dan ngerobek surat berfoto yg udah ngga dipake lagi, lengkaplah persiapan gw untuk ngelamar jadi guru.

Singkat cerita, gw pun terdaftar sebagai salah satu pengajar di lembaga itu.

Gw dapet beberapa tawaran ngga masuk akal, dari mulai ngajar anak SMP di Depok jam 5 sore sampe ngajar anak SMA di Pejompongan jam 7 malem, sebelum akhirnya gw nerima tawaran untuk ngajar sebiji murid 3 SMP yg tinggal di Lebak Bulus dan sebiji lagi kelas 1 SMA yg tinggal di Cipondoh.

AB: Mba ini ada murid kelas 1 SMA di Cipondoh mau ngga? Setiap Selasa doang jam 5 sore.
G: Cipondoh tuh dimana, Mba?
AB: Deket Ciledug.

Berhubung gw dibekali dgn kemampuan mengenal daerah luar rumah gw yg sekedarnya, gw pun memutuskan untuk nanya ke nyokapnya Kak Vanny.

G: Mah, Cipondoh tuh dimana sih?
MV: Ooh itu mah sebelom Cipulir..
G: Loh? Deket dong?
MV: Iya emang.

Jadilah akhirnya gw ambil tu murid. Karna ngga ada petunjuk sama sekali dimana rumah anak yg belakangan diketahui bernama Kevin (Lebak Bulus) dan Elisa (Cipondoh), gw pun melakukan survei ke rumah mereka bareng abang ojek langganan, Pak Eman.

Survei pertama gw lakukan ke rumah Kevin. Aman. Rumahnya ketemu tanpa menghadapi rintangan berarti. Survei ke rumah Elisa gw lakukan keesokan harinya, jam 8an pagi, bareng Pak Eman juga.

---
Mungkin emang keniatan gw untuk ngajar tuh harus diuji kali ya...
---

1. CIPONDOH YG DISEBUT-SEBUT BERADA SEBELOM CIPULIR HANYALAH MITOS BELAKA. Yg bener, Cipondoh itu jauhnya sekitar sejam dari rumah gw di daerah Gandaria. Udah di deket BSD pokoknya. Yooloh.


2. Gw ngga berhasil nemuin alamatnya Elisa.

Oh. No.


Kompleks-nya sih ketemu, tp alamat yg gw cari ngga match. Giliran ada blok dan nomor rumahnya, eh jalannya salah. Giliran jalannya ketemu, eh ngga ada blok atau nomor rumah yg gw cari.

Setelah beberapa jam muter-muter, gw pun SMS ke nomor yg dikasih sm AB untuk gw hubungin. Gw tanya kenapa alamatnya ngga ada.

---
Mungkin ujian buat gw belom cukup kali ya...
---

Ngga dibales.

Setelah sempat memaki-maki dalam hati, gw pun pulang tanpa nemuin rumah yg dimaksud. Seakan-akan belom cukup, pas sampe Cipullir, hujan pun turun dgn ganasnya.

Hore.


Sampe rumah, gw ganti baju dan cuci muka. Gw masih bingung dong gimana caranya gw ke rumah Elisanya kalo alamatnya aja ngga ketemu.

Terus, beberapa jam kemudian gw dapet sms dari kakaknya Elisa yg berbunyi : "Alamat yg bener tuh jalan Jazz, bukan Bass."

Hore.

About Me

My photo
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia