Malam ini terasa sangat sepi, berbeda dari biasanya.
Harusnya saat ini aku berkutat dengan segala jenis tugas yg akan kuserahkan besok, tapi tidak. Aku ingin melepaskan diri dari segala hal yg mungkin mengalihkanku dari pikiranku sendiri. Tidak. Aku ingin nyaman dengan pikiranku. Malam ini saja.
Setiap kali aku mendapat kesempatan untuk melakukan ini, perenungan ini, yang biasa kulakukan adalah menghindarinya; aku bukan orang yg terbiasa membiarkan pikiran ngelantur menguasai diriku. Aku bukan pengkhayal, meskipun harus diakui ada beberapa hal yg aku rencanakan, yah, tahu sendiri lah.
Malam ini aku ingin membiarkan pikiran-pikiranku yg kali ini menyuarakan pendapatnya. Bukan pikiran logis, aku yakin, melainkan pikiran-pikiran yg selama ini terabaikan.
Berpikir dalam sunyi, segala jenis pikiran menyeruak seperti ingin menumpahkan isi hatinya sendiri. Aku coba beberapa kali menghentikan lajunya yg begitu cepat--setiap pikiran berubah begitu cepatnya hingga tak banyak yg bisa kutangkap--namun tak berhasil. Mereka memang berhenti sesaat, lalu kembali merangsek dengan laju yg semakin cepat, membuatku sedikit pusing.
Ada satu pikiran yg berputar lambat, seperti sengaja ingin digubris. Pikiran itu lagi. Pikiran yg selama ini berakar di dalam kepalaku, sulit untuk aku biarkan pergi. Mungkin lebih tepat disebut kenangan, ditambah dengan opini-opiniku di setiap bagiannya. Pikiran--kenangan yang begitu ingin aku lepas sekaligus begitu ingin aku ukir lebih kuat di dalam sana. Aku tahu ini tidak baik, jadi kuputuskan untuk mengabaikannya sekali lagi.
Aku berusaha tidak terfokus pada satu pikiran saja, karena aku tahu pikiran mana yg akan kembali mengambil fokusku, jadi kuputuskan untuk membiarkan mereka semua keluar dari kepalaku, menikmati segala gambaran yg bisa kuperoleh. Kenangan masa lalu, rencana masa depan, spekulasi, semua berputar di kepalaku dengan kecepatan yg lebih teratur, seperti ingin aku melihat semuanya dengan jelas.
Entah sudah berapa lama pikiran-pikiran ini mengambil alih malamku. Mungkin lima menit, atau satu jam, atau mungkin sudah hampir setengah malam kuhabiskan untuk membiarkan diriku melihat apa yg kepalaku ingin aku pikirkan--ketika tiba-tiba mataku berkaca-kaca.
Aku tidak ingat bagian mana dari keseluruhan pikiran itu yg membuatku ingin menangis, tapi aku menikmati prosesnya. Aku senang menangis tanpa alasan, karena akhirnya ada alasan lain yg membuat aku meneteskan air mata selain pikiran tentang manusia satu itu. Tidak, aku tidak ingin menyebut namanya, dalam nama yg lain sekalipun.
Ya, malam ini aku menangis. Hanya saja, kali ini air mata itu mengalir di dalam kebahagiaan.
Selamat malam, semoga tidurmu menyenangkan :)