Halooooo udah bosen belum bacain post-ku?
Malem ini judul post-nya pencitraan aja yah, berhubung tadi aku baru baca satu tulisan di blog tetangga yang kabarnya ditulis untuk tujuan mulia yang populer sejak masa kepemimpinan SBY ini.
He eh, pencitraan.
Nah karna judulnya begitu, mari kita bicara seputar pencitraan.
Aku sendiri juga nggak terlalu ngerti arti harafiahnya "pencitraan" itu apa, tapi dari yang kutangkep dari konteks kalimat yang dipake orang-orang saat ngomong kata itu, pencitraan tuh intinya kayak menampilkan apa yang ingin orang lain liat atau yang kita ingin orang lain liat.
Misalnya, aku pengen orang-orang kira aku punya kecengan. Nah, aku akan melakukan pencitraan dengan berperilaku seperti orang yang sedang naksir sama orang lain.
Atau saat aku pengen orang tau kalo aku lagi punya pacar, ya aku bakal, misalnya, ngepost di blog kalo aku udah punya pacar.
EHEM.
Lanjut ya.
Kenapa seseorang melakukan pencitraan?
Menurutku, setiap orang pasti punya alesan sendiri sampe dia memilih untuk melakukan pencitraan. Bisa jadi dia nggak pengen orang lain tau apa yang dia rasain sebenernya, atau terlalu takut untuk bilang.
Contohnya nih. Daripada ditanya-tanya lagi naksir siapa, sampe dikepoin setiap hari, aku bakal lebih milih untuk pura-pura punya kecengan.
Atau,
daripada aku bingung harus gimana pas tau kalo ada yang naksir di saat aku udah punya orang yang disuka, aku bakal lebih milih untuk bilang kalo aku udah punya pacar.
UHUK.
Terusin ya.
Terakhir nih.
Bagaimana menyikapi orang yang melakukan pencitraan?
Pertanyaan ini agak susah untuk dijawab, karena semuanya balik lagi ke orang yang jadi korban pencitraan. Kalo aku pribadi sih, ya ngertiin aja.
Maksudku gini loh. Misalnya ada yang mencitrakan bahwa dia "sudah ada yang punya", ya udah lah ya lawan jenis masih banyak. Forget about that person and find another one who can accept the fact that you like her/him, and, hopefully, want to see how things would go between you guys. Iya sih, sulit memang mengatur perasaan, mengontrol hati. Tapi apa lebih baik bertahan dan ujung-ujungnya patah hati? Nggak enak lho patah hati, sembuhnya lama dan bekasnya nggak bisa ilang. Suer.
Jadi, pesanku, wahai adik-adik (atau kakak) korban pencitraan yang berkesempatan membaca post ini,
sabar-sabar aja ya :')
No comments:
Post a Comment