Rasanya sudah lama sekali sejak blog ini diisi.
Setelah sekian lama, puluhan wacana, akhirnya jemariku kembali menari di atas tombol-tombol keyboard. Post baru lagi.
Apa yang bisa kuberitakan? Hmm, terlalu banyak yang sudah di-repress sepertinya, sampai lupa ingin menulis apa.
Oh, mari bicara tentang keluarga. Hal yang beberapa bulan belakangan semakin sulit kuabaikan. Topik yang hampir pasti muncul saat bicara tentang kehidupanku selama berada di Yogyakarta. Iya, keluarga yang konon penuh cinta. Sebuah wadah karya.
Hari ini, berbicara tentang keluarga berarti berbicara tentang puluhan--bahkan ratusan--orang yang berkumpul, menyamakan visi, rela meninggalkan atribut kebesaran mereka untuk sama-sama berkembang, menjadi besar bersama wadah yang menyatukan kami.
Banyak hal yang kulakukan bersama keluargaku dua tahun terakhir. Kalau ditanya maknanya bagiku, jelas luar biasa. Bersama keluarga ini, aku mampu melakukan apa yang dulu kukira hanya akan berkerak dalam anganku. Aku berani melangkah jauh dari kotak yang membentukku, menentukan sendiri mau jadi apa aku sebagai seorang manusia. Melakukan hal yang menurut mereka biasa--tapi buatku merupakan hal tergila yang kulakukan sejauh usiaku. Menyanyi, membuat lagu, jejingkrakan di atas panggung bersama rocker-rocker dengan aksi panggung sinting, merasakan adrenaline rush dari panggung besar penuh lampu, hingga masuk TV, semua pernah kualami berkat sebersit ide ketika awal masuk kuliah dulu: aku ingin menjadi salah satu dari orang-orang ini. Semuanya masuk akal.
Pada akhirnya, aku selalu bersyukur diberi kesempatan menghabiskan setidaknya dua tahun hidupku untuk berkembang dalam wadah ini bersama para pendahulu dan penerusku. Semoga banyak orang beruntung lain yang merasakan hal yang sama. Terimakasih keluarga :)
Yogyakarta, September 2014
No comments:
Post a Comment